TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI

Total Productive Maintenance pada Peningkatkan Efisiensi Energi. Total Productive Maintenance (TPM) adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memaksimalkan kinerja peralatan dan mesin dalam suatu organisasi. TPM melibatkan perawatan preventif, partisipasi aktif dari seluruh tim, dan peningkatan mutu produk melalui pengurangan defect. Selain itu, TPM juga dapat berkontribusi dalam keberlanjutan organisasi dengan mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi energi.

Peningkatan Efisiensi Energi pada Implementasi TPM

Dalam konteks TPM, waste elimination menjadi faktor penting dalam upaya mencapai keberlanjutan. TPM membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi waste yang dihasilkan dalam proses produksi. Melalui analisis yang cermat, tim TPM mengidentifikasi jenis-jenis waste yang ada, seperti waste material, waste waktu, atau waste energi yang tidak efisien. Kemudian, tim mengembangkan strategi untuk mengurangi atau menghilangkan waste tersebut melalui perbaikan proses, penggunaan bahan baku yang lebih efisien, atau penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.

Selain waste elimination, TPM juga berfokus pada peningkatan efisiensi energi. Dengan melakukan perawatan preventif yang tepat dan mengoptimalkan kinerja peralatan, organisasi dapat mengurangi konsumsi energi yang tidak efisien. Misalnya, peralatan yang dijaga dengan baik dan dikalibrasi dengan benar akan menggunakan energi dengan lebih efisien, mengurangi pemborosan energi yang tidak perlu. Selain itu, melibatkan seluruh tim dalam upaya meningkatkan efisiensi energi juga memberikan kesadaran kolektif terhadap penggunaan energi yang bertanggung jawab, sehingga mempromosikan budaya kesadaran energi yang berkelanjutan.

Dengan mengintegrasikan keberlanjutan dalam implementasi TPM, organisasi dapat mencapai manfaat ganda. Selain meningkatkan efisiensi operasional dan mutu produk, mereka juga berkontribusi pada waste elimination dan penggunaan energi yang lebih efisien. Hal ini tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga menghasilkan keuntungan ekonomi jangka panjang. Dengan melakukan praktik-produksi yang lebih berkelanjutan, organisasi dapat mengurangi biaya bahan baku, energi, dan pemrosesan waste, serta memperoleh keunggulan kompetitif dalam pasar yang semakin peduli terhadap keberlanjutan.

Dalam era yang semakin sadar terhadap isu-isu lingkungan dan energi, penggabungan Total Productive Maintenance (TPM) dengan praktik-praktik keberlanjutan seperti waste elimination dan peningkatan efisiensi energi menjadi kunci keberhasilan bagi organisasi masa depan. Dengan menerapkan TPM sebagai pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, organisasi dapat mencapai tujuan-tujuan operasional, mutu, dan keberlanjutan yang sejalan.

8 Langkah Kaizen Peningkatan Efisiensi Energi

Peningkatan efisiensi energi dalam proses pembuatan sirup minuman dengan metode 8 langkah Kaizen dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

  • Langkah 1: Menetapkan Tujuan
    Tim Kaizen menetapkan tujuan untuk meningkatkan efisiensi energi dalam proses pembuatan sirup minuman. Misalnya, tujuan dapat menjadi mengurangi konsumsi energi listrik sebesar 10% dalam waktu 3 bulan.
  • Langkah 2: Analisis Proses
    Tim melakukan analisis mendalam terhadap seluruh tahapan proses pembuatan sirup minuman. Mereka mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi energi, seperti sistem pemanasan, pendinginan, atau penggunaan peralatan.
  • Langkah 3: Pengumpulan Data
    Tim mengumpulkan data tentang konsumsi energi pada setiap tahap proses. Mereka mencatat penggunaan energi listrik, pemakaian air, dan bahan bakar untuk mengevaluasi efisiensi energi saat ini.
  • Langkah 4: Analisis Data
    Berdasarkan data yang terkumpul, tim menganalisis konsumsi energi pada setiap tahap proses. Mereka menggunakan alat analisis seperti diagram pareto atau diagram sebab-akibat untuk mengidentifikasi penyebab utama pemborosan energi.
  • Langkah 5: Pengembangan Solusi.
    Tim mengembangkan solusi untuk mengurangi pemborosan energi dalam proses pembuatan sirup minuman. Contohnya, mereka dapat mengusulkan penggunaan teknologi yang lebih efisien, pemilihan peralatan yang hemat energi, atau pengaturan ulang aliran proses untuk mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu.
  • Langkah 6: Implementasi Solusi.
    Tim melaksanakan solusi yang telah dikembangkan. Misalnya, mereka mengganti lampu dengan lampu LED yang lebih hemat energi, memasang peralatan pendingin yang lebih efisien, atau mengatur jadwal operasi peralatan agar sesuai dengan permintaan produksi.
  • Langkah 7: Evaluasi Hasil.
    Setelah implementasi, tim mengukur efisiensi energi yang baru. Mereka membandingkan data sebelum dan setelah implementasi solusi untuk mengevaluasi peningkatan yang telah dicapai. Jika efisiensi energi telah meningkat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka langkah ini dianggap berhasil.
  • Langkah 8: Perbaikan Berkelanjutan.
    Tim tidak berhenti di sini. Mereka terus melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efisiensi energi tetap optimal. Jika ada peluang perbaikan lebih lanjut, tim akan mengidentifikasinya dan menerapkan langkah-langkah perbaikan yang sesuai.

Contoh penerapan metode 8 langkah Kaizen dalam peningkatan efisiensi energi pada proses pembuatan sirup minuman adalah dengan mengganti mesin pemanas yang lebih efisien, menggunakan teknologi pengaturan suhu yang lebih canggih, dan mengoptimalkan penggunaan alat pengukur suhu secara tepat waktu. Selain itu, tim juga dapat mengatur jadwal produksi agar lebih efisien, sehingga menghindari pemakaian energi yang tidak perlu pada saat produksi sedang tidak berlangsung. Dengan implementasi solusi ini, diharapkan konsumsi energi dalam proses pembuatan sirup minuman dapat berkurang secara signifikan, sehingga meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan.

Baca lainnya ?  Analisis Risiko dalam implementasi TPM dengan FMEA
Total-Productive-Maintenance-pada-Peningkatkan-Efisiensi-Energi
Total-Productive-Maintenance-pada-Peningkatkan-Efisiensi-Energi

Keuntungan Financial Peningkatan Efisiensi Energi

Contoh ini telah dilakukan oleh PT Mitra Prima Produktivitas pada Klien FMCG produksi Minuman. Angka yang diberikan hanya sebuah ilustrasi sederhana.

Untuk menghitung keuntungan secara finansial dari peningkatan efisiensi energi dalam proses pembuatan sirup minuman, kita perlu melakukan analisis biaya dan manfaat. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:

Identifikasi Pengurangan Konsumsi Energi: Hitung selisih antara konsumsi energi sebelum dan setelah implementasi peningkatan efisiensi energi. Misalnya, sebelumnya konsumsi energi adalah 100 kWh per hari, dan setelah implementasi, konsumsi energi menjadi 80 kWh per hari. Selisihnya adalah 20 kWh per hari.

Harga Energi: Tentukan harga energi yang digunakan sebagai referensi. Misalnya, harga energi adalah Rp 1.000 per kWh.

Penghematan Biaya: Kalikan selisih konsumsi energi dengan harga energi untuk mendapatkan penghematan biaya per hari. Dalam contoh ini, penghematan biaya per hari adalah 20 kWh x Rp 1.000 = Rp 20.000.

Periode Waktu: Tentukan periode waktu yang akan digunakan untuk menghitung penghematan biaya. Misalnya, menggunakan periode 30 hari.

Penghematan Biaya Bulanan: Kalikan penghematan biaya per hari dengan jumlah hari dalam bulan. Dalam contoh ini, penghematan biaya bulanan adalah Rp 20.000 x 30 = Rp 600.000.

Baca lainnya ?  Integrasi Implementasi TPM dan ISO 45001

Penghematan Biaya Tahunan: Kalikan penghematan biaya bulanan dengan jumlah bulan dalam setahun. Dalam contoh ini, penghematan biaya tahunan adalah Rp 600.000 x 12 = Rp 7.200.000.

Dengan melakukan perhitungan ini, kita dapat memperkirakan penghematan biaya secara finansial yang dihasilkan dari peningkatan efisiensi energi dalam proses pembuatan sirup minuman. Penting juga untuk mempertimbangkan biaya implementasi peningkatan efisiensi energi dalam perhitungan tersebut. Dengan membandingkan penghematan biaya dengan biaya implementasi, kita dapat mengevaluasi keuntungan finansial secara lebih komprehensif dan membuat keputusan yang informatif terkait investasi dalam peningkatan efisiensi energi.

Keuntungan Efisiensi Energi dari Sudut Pandang Green Environment

Efisiensi energi memiliki banyak keuntungan dari sudut pandang lingkungan yang hijau (Green Environment). Berikut adalah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh:

  • Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Dengan meningkatkan efisiensi energi, penggunaan energi dapat dikurangi, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Ini membantu dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
  • Konservasi Sumber Daya Alam: Efisiensi energi mengurangi konsumsi sumber daya alam seperti bahan bakar fosil dan air. Dengan mengurangi kebutuhan akan sumber daya ini, kita dapat melindungi dan mempertahankan sumber daya alam yang terbatas, seperti minyak, gas, dan air, untuk generasi mendatang.
  • Mengurangi Polusi Udara: Peningkatan efisiensi energi juga berkontribusi dalam mengurangi polusi udara. Ketika lebih sedikit energi diperlukan untuk melakukan pekerjaan yang sama, penggunaan bahan bakar fosil dapat dikurangi, yang pada gilirannya mengurangi emisi polutan seperti nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2), yang dapat membahayakan kualitas udara dan kesehatan manusia.
  • Penghematan Biaya Operasional: Efisiensi energi juga menghasilkan penghematan biaya operasional jangka panjang. Dengan mengurangi konsumsi energi, organisasi dapat mengurangi biaya pengeluaran bulanan atau tahunan untuk listrik, bahan bakar, dan air. Ini berdampak positif pada keberlanjutan keuangan organisasi dan dapat digunakan untuk investasi dalam inisiatif berkelanjutan lainnya.
Baca lainnya ?  Langkah-langkah Membangun Budaya Coaching

Untuk menghitung keuntungan dari sudut pandang lingkungan yang hijau, kita dapat menggunakan pendekatan seperti analisis Return on Investment (ROI) Lingkungan. Pertimbangkan contoh di mana perusahaan memutuskan untuk mengganti lampu konvensional dengan lampu LED yang lebih efisien energi dalam gedung mereka.

Hitung Penghematan Energi: Bandingkan konsumsi energi lampu konvensional dengan lampu LED yang baru. Misalnya, lampu konvensional mengkonsumsi 100 kWh per bulan, sedangkan lampu LED mengkonsumsi hanya 50 kWh per bulan. Selisihnya adalah 50 kWh.

Harga Energi: Tentukan harga energi yang digunakan sebagai referensi. Misalnya, harga energi adalah Rp 1.000 per kWh.

Penghematan Biaya Energi: Kalikan selisih konsumsi energi dengan harga energi untuk mendapatkan penghematan biaya energi per bulan. Dalam contoh ini, penghematan biaya energi per bulan adalah 50 kWh x Rp 1.000 = Rp 50.000.

Penghematan Biaya Tahunan: Kalikan penghematan biaya energi per bulan dengan jumlah bulan dalam setahun. Dalam contoh ini, penghematan biaya energi tahunan adalah Rp 50.000 x 12 = Rp 600.000.

Dengan melakukan perhitungan ini, kita dapat melihat bahwa penggantian lampu konvensional dengan lampu LED menghasilkan penghematan energi yang signifikan dan berdampak pada keberlanjutan lingkungan. Selain itu, penghematan biaya energi yang diperoleh juga memberikan keuntungan finansial dalam jangka panjang. Dengan mempertimbangkan biaya investasi awal dalam lampu LED, kita dapat menghitung ROI Lingkungan yang memberikan gambaran yang komprehensif tentang keuntungan finansial dan lingkungan yang dihasilkan dari keputusan berkelanjutan tersebut.

Selamat mencoba! Salam Produktivitas!
Dan Anda bisa terus belajar bersama dengan kami di Jago Kaizen dan Coach Wawang.
Ingin mempelajari secara langsung dan privat tentang TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE?

Atau Anda ingin mengundang, trainer dan consulting provider?

PT Mitra Prima Produktivitas adalah provider coaching, mentoring, training, dan consulting ternama di Indonesia untuk kinerja Produktivitas dan peningkatan Profitabilitas.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Kontak Coach Wang