Managerial Breakthrough TQM ala Juran di FMCG, ini TOPIK Bagus bagi para pemain FMCG. Sebagai pemain dalam industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan mutu produk dan proses operasional mereka. Salah satu sumber inspirasi yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai hal tersebut adalah buku “Managerial Breakthrough” karya J.M. Juran. Buku ini memberikan wawasan penting tentang manajemen mutu yang dapat diterapkan dalam konteks perusahaan FMCG. Dalam artikel ini, kami akan membahas lima pembelajaran penting yang dapat diambil dari buku tersebut dan bagaimana perusahaan FMCG dapat mengimplementasikannya untuk mencapai keunggulan mutu.
Siapa Prof. Juran – Bapak TQM ini? Profesor Juran, yang bernama lengkap Joseph Moses Juran, adalah seorang ahli manajemen mutu yang terkenal dan diakui secara luas sebagai salah satu “Bapak” dari Total Quality Management (TQM). Ia lahir pada tahun 1904 di Romania dan kemudian pindah ke Amerika Serikat, di mana ia mengembangkan pemikiran dan kontribusinya yang berharga dalam bidang manajemen mutu. Juran dikenal karena kontribusinya dalam mendorong fokus pada manajemen mutu yang holistik, termasuk pentingnya perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan perbaikan berkelanjutan dalam mencapai keunggulan operasional.
Pentingnya Perencanaan Mutu yang Baik
Perencanaan mutu yang baik menjadi faktor krusial dalam upaya mencapai mutu yang tinggi dalam perusahaan FMCG. Dalam buku “Managerial Breakthrough” karya J.M. Juran, ditekankan bahwa perusahaan harus memiliki rencana mutu yang terstruktur untuk memastikan keberhasilan dalam mencapai standar kualitas yang ditetapkan. Dalam konteks perusahaan FMCG, rencana mutu tersebut mencakup berbagai aspek, seperti pengendalian kualitas bahan baku, pengujian produk, dan pemantauan kinerja produksi.
Dengan adanya perencanaan mutu yang jelas dan terstruktur, perusahaan dapat dengan lebih efektif mengontrol dan memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Misalnya, perusahaan makanan FMCG dapat mengembangkan rencana mutu yang mencakup langkah-langkah pengujian sensorik dan mikrobiologi yang ketat untuk memastikan keamanan dan kualitas produk yang diproduksi. Rencana mutu ini juga memungkinkan perusahaan untuk memonitor kinerja produksi secara berkala dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, sehingga dapat mengambil langkah yang diperlukan untuk meningkatkan mutu produk. Dengan demikian, pentingnya perencanaan mutu yang baik tidak dapat diabaikan dalam usaha perusahaan FMCG untuk mencapai mutu yang tinggi dan memenuhi harapan pelanggan.
Contoh: Sebuah perusahaan makanan ringan FMCG merencanakan pengujian kualitas bahan baku secara teratur untuk memastikan keaslian dan kesegaran bahan baku yang digunakan dalam produk mereka. Mereka juga melakukan pengujian sensorik dan mikrobiologi pada produk jadi untuk memastikan keamanan dan kualitas produk sebelum dikirim ke konsumen.
Kontrol Mutu yang Efektif
Kontrol mutu yang efektif menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas produk perusahaan FMCG. Dalam buku “Managerial Breakthrough” karya J.M. Juran, dikemukakan bahwa kontrol mutu yang baik diperlukan untuk mencegah produk cacat mencapai konsumen. Dalam konteks perusahaan FMCG, kontrol mutu yang efektif melibatkan penerapan metode pengujian dan inspeksi yang cermat untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.
Perusahaan FMCG perlu menggunakan alat dan teknik pengujian yang tepat, seperti pengujian fisik, kimia, sensorik, dan mikrobiologi, untuk memastikan bahwa kualitas produk mereka konsisten dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Misalnya, perusahaan makanan FMCG dapat melakukan pengujian sensorik untuk memastikan rasa, tekstur, dan aroma produk sesuai dengan standar yang diharapkan. Selain itu, perusahaan juga perlu melibatkan tim pengendalian mutu yang terlatih untuk melakukan inspeksi berkala pada produk dan proses produksi guna mendeteksi kemungkinan kecacatan dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Dengan adanya kontrol mutu yang efektif, perusahaan FMCG dapat memastikan bahwa produk yang mereka hasilkan memiliki kualitas yang tinggi dan memenuhi harapan konsumen.
Contoh: Sebuah perusahaan minuman FMCG melakukan pengujian fisik dan kimia pada produk mereka untuk memastikan kualitas rasa, warna, keasaman, dan kebersihan. Mereka juga memiliki prosedur pengawasan yang ketat pada tahap produksi, seperti pengawasan kualitas air yang digunakan dalam proses produksi dan pengemasan.
Perbaikan Mutu yang Berkelanjutan
Perbaikan mutu yang berkelanjutan menjadi salah satu pembelajaran utama dari buku “Managerial Breakthrough” karya J.M. Juran. Buku ini menekankan pentingnya upaya perbaikan yang terus-menerus dalam mencapai keunggulan mutu. Dalam konteks perusahaan FMCG, hal ini berarti perusahaan harus selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk dan proses produksi mereka.
Perusahaan FMCG perlu mengadopsi siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang diperkenalkan oleh Juran. Siklus ini melibatkan perencanaan perbaikan, pelaksanaan perubahan, pemeriksaan hasil, dan tindakan lanjutan untuk mencapai perbaikan yang signifikan. Misalnya, perusahaan makanan FMCG dapat menggunakan siklus PDCA untuk mengidentifikasi masalah kualitas produk, merancang dan mengimplementasikan perubahan proses, memeriksa hasil perubahan tersebut, dan kemudian mengambil tindakan lanjutan untuk terus meningkatkan mutu produk. Dengan mengadopsi siklus perbaikan yang berkelanjutan, perusahaan FMCG dapat mencapai mutu yang lebih baik dari waktu ke waktu, menjaga keunggulan kompetitif, dan memenuhi harapan pelanggan dengan lebih baik.
Contoh: Sebuah perusahaan produk kecantikan FMCG secara teratur melakukan evaluasi kualitas produk, mendengarkan umpan balik dari konsumen, dan melakukan riset dan pengembangan produk baru untuk meningkatkan formulasi dan kinerja produk mereka. Mereka juga secara teratur melakukan audit internal untuk memastikan penerapan yang tepat dari proses produksi dan kontrol kualitas.
Penglibatan Karyawan
Penglibatan karyawan menjadi salah satu pembelajaran penting yang dapat diambil dari buku “Managerial Breakthrough” karya J.M. Juran. Buku ini menekankan pentingnya membangun kolaborasi dan melibatkan karyawan dari berbagai departemen dalam upaya mencapai mutu yang tinggi. Dalam konteks perusahaan FMCG, karyawan dari departemen produksi, pengemasan, dan pengendalian kualitas harus terlibat aktif dalam upaya meningkatkan mutu produk.
Perusahaan FMCG dapat membentuk tim mutu lintas departemen yang bertujuan untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah mutu, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mengidentifikasi peluang perbaikan. Misalnya, tim mutu dapat melibatkan karyawan dari berbagai departemen seperti teknisi produksi, analis kualitas, dan perencana produksi untuk bekerja bersama dalam menganalisis masalah mutu, merencanakan perbaikan, dan melaksanakan tindakan perbaikan yang diperlukan. Dengan melibatkan karyawan secara aktif, perusahaan FMCG dapat memanfaatkan beragam pengetahuan, pengalaman, dan perspektif untuk mencapai mutu yang lebih baik dan menghasilkan produk yang memenuhi harapan pelanggan. Penglibatan karyawan juga dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan motivasi karyawan dalam mencapai keunggulan mutu.
Contoh: Sebuah perusahaan FMCG mengadakan pertemuan rutin dengan tim mutu yang terdiri dari perwakilan dari setiap departemen terkait. Tim ini bertanggung jawab untuk menganalisis masalah, merencanakan perbaikan, dan melibatkan karyawan dalam pelaksanaan tindakan perbaikan. Karyawan diberikan pelatihan dan dukungan yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan mutu.
Fokus pada Kepuasan Pelanggan
Pentingnya fokus pada kepuasan pelanggan menjadi pembelajaran kunci yang dapat diambil dari buku “Managerial Breakthrough” karya J.M. Juran. Buku ini menekankan bahwa kepuasan pelanggan harus menjadi tujuan utama bagi perusahaan FMCG. Untuk mencapai hal ini, perusahaan harus secara aktif mengumpulkan umpan balik dari pelanggan, menganalisis tren pasar, dan memastikan bahwa produk mereka sesuai dengan preferensi dan harapan konsumen.
Perusahaan FMCG harus melakukan survei pelanggan secara teratur untuk memahami kebutuhan dan preferensi mereka. Dengan mengumpulkan umpan balik langsung dari pelanggan, perusahaan dapat memperoleh wawasan berharga tentang apa yang diinginkan pelanggan dan bagaimana meningkatkan produk mereka untuk memenuhi harapan tersebut. Selain itu, analisis tren penjualan dan pemantauan pasar yang cermat juga penting dalam memahami perubahan kebutuhan dan preferensi pelanggan. Perusahaan FMCG harus senantiasa beradaptasi dengan perubahan tren dan inovasi di pasar untuk tetap memenuhi harapan pelanggan. Dengan menjaga fokus pada kepuasan pelanggan, perusahaan FMCG dapat membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, meningkatkan loyalitas, dan memperoleh keunggulan kompetitif di pasar yang kompetitif.
Contoh: Sebuah perusahaan makanan FMCG secara teratur melakukan survei pelanggan untuk mengevaluasi kepuasan pelanggan, mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi baru, serta mengetahui tren konsumsi. Hasil survei digunakan untuk mengembangkan produk baru, meningkatkan formulasi produk yang ada, atau memberikan layanan yang lebih baik kepada konsumen.
Take Away Managerial Breakthrough
Buku “Managerial Breakthrough” karya J.M. Juran memberikan banyak pembelajaran berharga yang dapat diambil oleh perusahaan FMCG. Dalam buku ini, pentingnya perencanaan mutu yang baik, kontrol mutu yang efektif, perbaikan mutu yang berkelanjutan, penglibatan karyawan, dan fokus pada kepuasan pelanggan menjadi sorotan utama. Dengan menerapkan pembelajaran-pembelajaran ini, perusahaan FMCG dapat memperbaiki mutu produk mereka, memenuhi harapan pelanggan, dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar yang penuh tantangan.
Perencanaan mutu yang baik menjadi langkah awal yang penting dalam mencapai mutu yang tinggi. Perusahaan FMCG harus memiliki rencana mutu yang terstruktur yang mencakup pengendalian kualitas bahan baku, pengujian produk, dan pemantauan kinerja produksi. Selain itu, kontrol mutu yang efektif juga menjadi kunci dalam menjaga kualitas produk. Perusahaan perlu menerapkan metode pengujian dan inspeksi yang cermat untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Perbaikan mutu yang berkelanjutan juga penting, di mana perusahaan harus terus menerus mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk dan proses produksinya. Melibatkan karyawan dalam upaya perbaikan mutu juga menjadi faktor krusial, karena dengan melibatkan berbagai departemen dan menggali pengetahuan serta pengalaman mereka, perusahaan dapat mencapai keunggulan mutu yang lebih baik. Terakhir, fokus pada kepuasan pelanggan menjadi tujuan utama bagi perusahaan FMCG. Dengan memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan tetap bersaing di pasar yang kompetitif.
Dengan menerapkan pembelajaran-pembelajaran ini, perusahaan FMCG dapat membangun fondasi yang kuat dalam mencapai keunggulan mutu dan mencapai kesuksesan jangka panjang. Melalui perencanaan mutu yang baik, kontrol mutu yang efektif, perbaikan mutu yang berkelanjutan, penglibatan karyawan, dan fokus pada kepuasan pelanggan, perusahaan FMCG dapat memenuhi harapan konsumen, mempertahankan posisi di pasar, dan meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Selamat mencoba! Salam Produktivitas!
Dan Anda bisa terus belajar bersama dengan kami di Jago Kaizen dan Coach Wawang.
Ingin mempelajari secara langsung dan privat tentang Budaya Mutu, TQM, dan Quality System?
Atau Anda ingin mengundang, trainer dan consulting provider?
PT Mitra Prima Produktivitas adalah provider coaching, mentoring, training, dan consulting ternama di Indonesia untuk kinerja Produktivitas dan peningkatan Profitabilitas.