COGS Reduction pada Rantai Pasok. Halo, sahabat pembaca yang budiman! Kali ini kita akan berbicara mengenai sesuatu yang sangat krusial dalam dunia bisnis, yaitu Biaya Produk Terjual atau yang lebih dikenal dengan istilah Cost of Goods Sold (COGS). Siapa sih yang gak mau usahanya lebih efisien dan untungnya melambung? Nah, COGS yang rendah bisa jadi kunci suksesnya, loh!
Yuk, kita kupas lebih dalam!
Definisi COGS – Cost Of Goods Sold
Nah, sekarang kita mau ngomongin sesuatu yang seru nih, dan penting banget buat teman-teman yang punya bisnis atau yang lagi belajar tentang bisnis. Topik kita kali ini adalah “Biaya Produk Terjual” yang kece badai ini, atau lebih kerennya disebut dengan “Cost of Goods Sold”, tapi biar gampang kita singkat aja jadi COGS.
Bayangin nih, teman-teman, kalo kita punya warung makan. Kita kan harus beli bahan-bahan buat masak, seperti beras, sayur, daging, minyak goreng, dan lain-lain. Nah, selain itu, kita juga harus bayar upah buat karyawan yang bantu masak dan melayani pelanggan, kan? Trus, kita juga harus bayar listrik, gas, dan berbagai biaya lainnya yang langsung berkaitan dengan makanan yang kita jual. Semua biaya ini, kalau kita total-total, namanya adalah COGS.
Jadi, intinya COGS ini adalah kumpulan uang yang kita keluarin untuk bikin produk yang kita jual. Kenapa penting? Ya karena dengan tau berapa biaya yang kita keluarin, kita bisa tentuin harga jual yang pas, dan kita juga bisa ngitung keuntungan kita dengan lebih akurat.
COGS itu kayak resep masakan. Ada bahan-bahannya yang harus kita campurkan biar dapet hasil yang pas. Nah, dalam COGS, bahan-bahannya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya produksi lain yang langsung berkaitan dengan produk kita.
Formula COGS itu simpel banget, gengs! Ini dia:
COGS = Biaya Bahan Baku Awal + Pembelian Bahan Baku – Biaya Bahan Baku Akhir + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Produksi Langsung
Jangan panik, kita ulas satu-satu:
- Biaya Bahan Baku Awal: Ini adalah nilai dari bahan baku yang kita miliki di awal periode. Bayangin ini sebagai stok bumbu dapur kita sebelum mulai masak.
- Pembelian Bahan Baku: Ini adalah jumlah bahan baku yang kita beli selama periode tertentu. Ini kayak kita nambahin bumbu karena rencananya mau masak buat pesta.
- Biaya Bahan Baku Akhir: Ini adalah nilai bahan baku yang masih tersisa di akhir periode. Ini kayak sisa bumbu dapur setelah pesta selesai.
- Biaya Tenaga Kerja Langsung: Ini adalah biaya yang kita keluarkan untuk membayar gaji karyawan yang langsung terlibat dalam proses produksi. Kayak bayar upah ke koki yang masak buat pesta kita.
- Biaya Produksi Langsung: Ini meliputi semua biaya yang langsung berkaitan dengan produksi, seperti biaya listrik pabrik, bahan bakar, dan lain-lain.
Nah, dengan menggabungkan semua elemen di atas dalam formula, kita bisa mendapatkan total COGS kita. Lumayan kan? Dengan mengetahui COGS, kita bisa lebih paham berapa sih sebenarnya keuntungan yang kita dapet.
Manfaat Penerapan COGS Reduction
Pasti sudah nggak sabar ingin mendengar lanjutan pembahasan kita tentang COGS, kan? Nah, kali ini kita akan ngobrol asik tentang manfaat dari pengurangan COGS alias COGS Reduction. Penasaran kan? Yuk langsung aja cuss!
Pertama-tama, bayangin deh kalau kita bisa mengurangi biaya produksi kita. Dengan begitu, kita bisa meningkatkan keuntungan tanpa harus menaikkan harga jual, keren kan? Nah, salah satu cara keren untuk melakukannya adalah dengan mengukur dan menganalisis matriks COGS kita. Dengan ini, kita bisa tahu mana saja yang harus kita optimalkan. Dan yang lebih fantastis adalah MENINGKAT-nya nilai profitabilitas yang tercermin pada laporan keuangan!
- Pengurangan Biaya Operasional (Operational Expenses).
Dengan Kaizen Blitz, kita bisa fokus ke Operational Expenses. Jadi gini, teman-teman, bayangin kita berhasil menekan biaya operasional seperti biaya listrik, biaya transportasi, dan lain-lain. Ini artinya, kita bisa punya lebih banyak dana yang bisa kita alokasikan ke hal-hal lain yang bisa menggenjot bisnis kita. Bahkan, bisa juga kita gunakan untuk memberikan bonus ke karyawan sebagai apresiasi atas kerja keras mereka. Semuanya happy, kan? - Optimalisasi Nilai Inventori (Inventory Value).
Nah, selanjutnya kita bahas soal Inventory Value. Dengan memahami COGS, kita bisa lebih paham berapa banyak inventori yang sebaiknya kita miliki. Dengan begitu, kita bisa menghindari overstock yang bisa menyebabkan kerugian karena barang tidak laku. Atau sebaliknya, menghindari kehabisan stok yang bisa bikin pelanggan kecewa. Kita bisa menjadi tuan rumah yang baik dengan selalu punya ‘hidangan’ yang siap saji untuk para ‘tamu’ kita, yaitu pelanggan! - Meningkatkan Keuntungan. Ini nih yang ditunggu-tunggu!
Meningkatkan Keuntungan. Ini nih yang ditunggu-tunggu! Dengan pengurangan COGS, keuntungan kita bisa lebih maksimal. Bayangin kalau sebelumnya keuntungan kita cuma Rp10.000 per produk, bisa jadi sekarang menjadi Rp15.000. Kalau kita jual 20.000 produk sehari, artinya ada tambahan berapa sehari, dan sebulan?
Jadi, Sobat Bisnis, penting banget ya untuk selalu perhatikan dan optimalkan COGS kita. Ingat, bisnis yang sukses itu nggak cuma tentang seberapa banyak kita jual, tapi juga seberapa efisien kita dalam mengelola biaya produksi.
Bedah Kasus Improvement COGS Reduction
Kali ini kita akan mengupas tuntas sebuah kisah sukses yang bikin kita semua terinspirasi. Siap-siap bersemangat, ya, karena kita akan ‘bedah kasus’ dari sebuah perusahaan yang berhasil mengurangi COGS-nya dan mencatatkan peningkatan keuntungan yang fantastis. Pasti sudah nggak sabar, kan? Langsung aja, yuk!
Jadi, ada satu perusahaan keren yang bergerak di bidang FMCG, alias Fast-Moving Consumer Goods. Produk andalannya adalah Minuman Sehat dan Coklat. Wah, siapa yang bisa nolak minuman sehat yang segar dan coklat yang lezat?
Peningkatan Yield Material.
Peningkatan Yield Material efisiensi tersebut mampu memberikan dampak yang signifikan pada permasalah pemborosan material di tahun-tahun sebelumnya yang mencapai rata-rata 3 milyar per tahun. Untuk tahu lebih rinci, saya akan bahas pada bahasan sub-bab berikutnya. Pada bahasan tersebut mana Tim Kaizen Blitz dengan DMAIC-nya melakukan pendekatan yang komprehensif dalam mereduksi pemborosan material. Hasilnya mencapai saving 800 juta per tahun untuk project tahap pertama tersebut.
Hemat Energi dan Waktu.
Perusahaan ini juga ngeliat bahwa mereka habis banyak waktu dan energi saat proses changeover, yang tadinya mencapai 120 menit per batch. Setelah dikaji ulang dan dilakukan perbaikan, proses changeover berhasil dipangkas menjadi 78 menit!
Bayangin berapa banyak listrik dan tenaga yang berhasil dihemat. Dengan menerapkan Kaizen Blitz, perusahaan berhasil menemukan bahwa ada pemborosan biaya material hingga 5% akibat dari reject dan rework. Selain itu, mereka juga berhasil mengurangi biaya energi dengan memperpendek waktu changeover dari 120 menit menjadi 78 menit per aktivitas. Bayangkan, dalam setahun ada 180 kali changeover untuk produk keluarga ‘AAA’. Ini merupakan penghematan yang signifikan!
Optimalisasi Tenaga Kerja. Dengan melakukan perbaikan proses produksi, perusahaan ini berhasil memangkas waktu siklus produksi, yang berarti mengurangi overtime karyawan. Ini berarti penghematan biaya tenaga kerja! Tak hanya itu, perusahaan juga berhasil mengurangi biaya tenaga kerja dengan mengeliminasi lembur dan memperpendek cycle time proses produksi. Hasilnya? Saving 13%, dan terus berupaya dalam 12 bulan bisa mencapai 20% penghematan COGS pada aspek Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Tahapan Implementasi dengan Metode DMAIC COGS Reduction
Nah, buat yang penasaran bagaimana cara mengimplementasikannya, kita bisa menggunakan metode DMAIC, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Pertama, tentukan masalah yang ingin kita selesaikan (Define). Lalu, ukur data terkait masalah tersebut (Measure). Selanjutnya, analisa data tersebut untuk menemukan penyebab masalah (Analyze). Setelah itu, cari cara untuk meningkatkan proses yang ada (Improve). Terakhir, pastikan perbaikan yang telah dilakukan berjalan dengan baik dan dapat dipertahankan (Control).
Kita ambil satu dari tiga bahasan di atas, contoh di sini untuk COGS Reduction melalui peningkatan Yield Material Efisiensi. Nah, perusahaan ini punya tekad kuat untuk meningkatkan efisiensi dan keuntungannya. Mereka nggak mau asal jalan, jadi mereka memutuskan untuk bekerja sama dengan PT Mitra Prima Produktivitas untuk melakukan konsultasi dan mentoring. Dan hasilnya? Luar biasa!
Mari kita lihat apa saja yang mereka lakukan pada Kaizen Blitz Mengurangi Biaya Material.
Define (Tentukan)
Masalah yang ingin diselesaikan adalah MEREDUKSI pemborosan biaya material yang mencapai 3 milyar rupiah per tahun dalam perusahaan ini. Target: 5% pada 6 bulan implementasi tahap pertama.
Measure (Ukur)
Dalam tahap Measure (Ukur), kita perlu mengumpulkan data terkait biaya material yang telah dikeluarkan, yaitu sebesar 3 Milyar rupiah. Untuk mengukur efisiensi material, kita dapat menggunakan pendekatan Material Efisiensi yang melibatkan perbandingan antara material yang digunakan untuk membuat produk dengan volume tertentu dan total material yang digunakan. Semakin mendekati angka 100%, maka semakin tinggi tingkat efisiensi material yang dicapai. Dengan melacak dan mengukur yield, yaitu jumlah produk yang berhasil diproduksi dengan kualitas baik dibandingkan dengan jumlah material yang digunakan, kita dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai efisiensi penggunaan material dalam proses produksi. Dengan meningkatkan yield dan mendekati nilai 100%, perusahaan dapat mencapai tingkat efisiensi material yang lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi pemborosan dan biaya material yang dikeluarkan.
Melalui pendekatan Material Efisiensi dan pengukuran yield, perusahaan dapat mengidentifikasi sejauh mana efisiensi penggunaan material dalam proses produksi. Dengan mencapai yield yang mendekati 100%, perusahaan menunjukkan bahwa mereka dapat menghasilkan produk dengan menggunakan material yang lebih sedikit, sehingga mengurangi biaya material yang perlu dikeluarkan. Selain itu, pengukuran ini juga membantu perusahaan untuk melihat tingkat ketepatan dan keberhasilan proses produksi dalam menghasilkan produk yang berkualitas baik tanpa adanya cacat. Dengan demikian, perusahaan dapat terus berupaya meningkatkan material efisiensi dan yield, yang pada akhirnya akan berdampak pada penghematan biaya material dan peningkatan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
Analyze (Analisa)
Dalam analisis data menggunakan metode Pareto, kita dapat mengidentifikasi penyebab utama pemborosan biaya material dengan fokus pada produk cacat yang memerlukan proses ulang (reject dan rework) dan berdampak pada kerugian yield. Dengan menganalisis data secara terperinci, kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berkontribusi terhadap pemborosan tersebut dan mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaikinya. Metode Pareto memungkinkan kita untuk memprioritaskan masalah berdasarkan tingkat dampaknya, sehingga perusahaan dapat mengatasi penyebab utama pemborosan biaya material dan meningkatkan efisiensi produksi serta kualitas produk secara signifikan.
Improve (Perbaiki)
Dalam implementasi perbaikan pada proses produksi untuk mengurangi pemborosan biaya material, kita akan fokus pada dua hal utama, yaitu pengurangan produk cacat dan peningkatan yield. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan peningkatan kapabilitas proses dan peningkatan kompetensi para operator.
Pertama-tama, kita akan memperbaiki sistem pengawasan kualitas. Ini melibatkan penerapan langkah-langkah untuk mendeteksi dan mencegah produk cacat sejak awal. Kita akan memastikan bahwa setiap langkah dalam proses produksi memiliki pengawasan kualitas yang ketat, mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengiriman produk jadi. Dengan sistem pengawasan kualitas yang baik, kita dapat mengidentifikasi masalah secara cepat dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Selain itu, kita juga akan fokus pada identifikasi dan perbaikan masalah pada proses produksi. Dengan melibatkan tim terlatih dan kompeten, kita akan melakukan analisis menyeluruh terhadap proses produksi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab produk cacat, mengidentifikasi perbaikan yang dapat dilakukan, dan mengimplementasikannya secara efektif. Selama proses ini, kita akan meningkatkan kompetensi para operator melalui pelatihan dan pendidikan yang sesuai agar mereka dapat menguasai proses produksi dengan lebih baik.
Control (Kendalikan)
Di sini Team Kaizen Blitz memastikan bahwa perbaikan dan peningkatan kinerja yang dilakukan berjalan dengan baik dan dapat dipertahankan. Memantau secara berkala biaya material yang dikeluarkan dan tingkat produk cacat untuk memastikan penghematan yang berkelanjutan, secara aspek keuangan dan validasi yang ketat.
Dengan menerapkan tahapan DMAIC, perusahaan berhasil mengidentifikasi masalah pemborosan biaya material, mengukur jumlah biaya material yang telah dikeluarkan, menganalisis penyebabnya, melakukan perbaikan pada proses produksi, dan mengendalikan implementasi perbaikan. Hasilnya, perusahaan berhasil mengurangi biaya material atau material loss hingga 800 juta rupiah, atau menjadi. 2.2 Milar dibading sebelumnya 3 milyar rupiah, atau setara 26%.
Pengurangan biaya material yang signifikan ini menunjukkan kesuksesan perusahaan dalam mengelola sumber daya dengan lebih efisien. Dengan komitmen untuk terus melakukan perbaikan, perusahaan dapat mencapai tingkat penghematan biaya material yang lebih tinggi di masa depan.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan wawasan baru bagi para pembaca sekalian. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Selamat mencoba! Salam Produktivitas!
Dan Anda bisa terus belajar bersama dengan kami di Jago Kaizen dan Coach Wawang.
Ingin mempelajari secara langsung dan privat tentang LEAN Supply Chain Management?
Atau Anda ingin mengundang, trainer dan consulting provider?
PT Mitra Prima Produktivitas adalah provider coaching, mentoring, training, dan consulting ternama di Indonesia untuk kinerja Produktivitas dan peningkatan Profitabilitas.